Sriwijaya 10 K

Jadikan Sumsel ”Gudang” Atlet
Berita - Head News
Lebih dari 6.300 pelari memeriahkan Sumatera Selatan 10 K, kejuaraan lari berjarak 10 km. Start dan finis mengambil tempat di halaman GOR (Gedung Olahraga) Gelora Sriwijaya Jakabaring, kemarin pagi (3/10). Kepala Dinas Pemuda Olahraga (Kadispora) Sumsel Musni Wijaya selaku ketua panitia pelaksana menjelaskan, lomba lari 10 K ini dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. “Dari sini, kita bisa cari atlet-atlet lari jarak jauh berprestasi. Acara juga untuk menyambut SEA Games XXVI. Menjadi agenda tahunan, tahun depan akan dilaksanakan kembali,” ungkapnya. Jika tahun ini pesertanya hanya dari Sumsel, tahun depan levelnya bertaraf internasional.
“Peserta lari kali ini saja 6.389 orang, mulai pelajar SD hingga perguruan tinggi, TNI/Polri dan masyarakat umum,” cetus Musni. Lomba dibagi dalam dua kategori. Pemula pelajar 10 km putra dan putri. Dan kategori umum putra dan putri. Total hadiah yang disiapkan Rp86 juta. Plus sejumlah hadiah dari sponsor seperti sepeda, televisi, dan DVD player.
Rute lari 10 K, dari GOR Jakabaring lalu ke arah dan berputar di depan SPBU Jakabaring. Berikut menyusuri Jl GHA Bastari ke arah Poltabes Palembang dan berputar di perputaran jalan yang mengarah ke pasar induk. Peserta kemudian kembali ke Stadion Gelora Jakabaring.
Sejumlah peserta yang tiba di garis finis dalam kondisi nyaris pingsan karena kehabisan napas. Bahkan ada peserta putri benar-benar pingsan. Mereka langsung dibantu oksigen dari panitia bidang kesehatan.
Randi Wijaya peserta pelajar No 9582 asal Lahat bahkan terluka bagian kepala belakangnya karena ditabrak sepeda motor saat lomba. Ia sendiri dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Untuk kategori pelajar, juara pertama putri diraih Sri Mayasti dari Sekolah Olahraga Jakabaring sedang juara pertama putra diperoleh Irawan, juga dari Sekolah Olahraga Jakabaring. Sementara, untuk kategori umum, juara pertama putri diraih Ratna Dewi dari Bank SumselBabel dan putra Agus dari Jasdam II/Swj.
Ketua PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) Sumsel yang dilantik di sela-sela acara lomba lari Sumsel 10 K kemarin, Hj Thia Yufada menambahkan, pihaknya mendukung lomba ini menjadi agenda tahunan di Sumsel. Menurutnya, agenda Pasi ke depan yakni program pembinaan dan pembibitan atlet. Khususnya sprinter (pelari jarak pendek).
“Makanya, mulai tahun ini juga kita akan adakan kompetisi berjenjang mulai tingkat SD. Dengan begitu, saat menginjak SMP atau SMA, mereka sudah bisa berprestasi,”jelas Thia. Kompetisi dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan naik ke tingkat provinsi. “Dengan begitu, kita berharap Sumsel bisa jadi gudang atlet berprestasi, khususnya atletik,” tuturnya.
Mereka yang terpilih nantinya akan mendapatkan pelatihan dan pembinaan. Terbaik dititipkan dan dilatih ke Pengurus Besar (PB) PASI. Sedangkan sisanya di pelatda, oleh pelatih-pelatih terbaik.
Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin mengatakan, atletik merupakan ibu dari semua cabang olahraga. Lomba lari Sumsel 10 K ibarat sebuah permulaan, makin lama pembinaan olahraga Sumsel makin intensif. Apalagi, kawasan Jakabaring ditetapkan sebagai sport city. “Kita akan libatkan semua anak muda untuk seriusi olahraga,” tukasnya.
Pada acara itu, 10 atlet berprestasi menerima penghargaan dari Pemprov Sumsel. Tiga atlet senior menerima piagam dan Rp15 juta dan tujuh atlet junior menerima piagam dan uang Rp10 juta. Dua orang wasit terbaik menerima Rp15 juta yakni, Mitrisno dan Meirizal. Sedangkan pelatih terbaik menjadi milik Mansyur pelatih pencak silat SEA Games. Sedangkan Ketua KONI Sumsel, Muddai Madang menerima penghargaan sebagai pembina olahraga terbaik Sumsel.(46)