Infrastruktur SEA Games Gunakan Teknologi Tinggi

TEMPO Interaktif, Palembang - Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin menegaskan kesiapan Sumatera Selatan menjadi tuan rumah SEA Games. Pernyataan tersebut untuk menjawab sejumlah pihak yang menyangsikan kesiapan SEA Games. Menurut Alex, dibidang infrastruktur SEA Games, pihaknya melibatkan konsultan profesional dan menggunakan teknologi tinggi untuk melakukan percepatan pembangunan fasilitas atlet.

"Kami sangat optimistis infrastruktur bisa selesai tepat waktu, karena dibangun selama 24 jam,. Jangan sampai seperti yang terjadi di India, satu minggu sebelum perhelaan ada bangunan yang akan digunakan untuk event commonwealth roboh," kata Alex usai menghadiri diskusi publik bertema "Membedah Kesiapan Sumsel Sebagai Tuan Rumah SEA Games di Kantor DPRD Sumatera Selatan, Senin (27/9).

Dia mencontohkan bentuk-bentuk teknologi yang digunakan dalam membangun fasilitas SEA Games, misalnya pembangunan kolam renang menggunakan teknologi Italia dengan bahan steinlesstell. Menurut dia, panjang lintasan kolam renangnya bisa di majumundurkan, sehingga bisa dipakai untuk jarak perlombaan yang dibutuhkan.

Selain itu, untuk pembangunan atlet vilagge tidak menggunakan cara konvensional-- batubata disusun dan dipleseter--namun menggunakan modul dinding yang tingga dipasang. "Rencananya bulan Oktober akan di pamerkan di mall di Palembang,"katanya

Untuk anggaran, kata Alex, pembangunan fasilitas games menggunakan APBN, CSR perusahaan multinasional, dan hibah senilai Rp 1,7 triliun. Adapun dari APBD sekitar Rp 60 miliar, itupun untuk perawatan dan rehabilitasi fasilitas olahraga yang sudah ada.
"Setiap bulan, sekitar Rp 200 miliar tumpah di Jakabaring ini untuk menunjang kesiapan SEA Games,"katanya.

Sosiolog Universitas Sriwijaya, Alfitri, mengatakan SEA Games jangan hanya dilihat dari sisi proyek saja. Bukan hanya bagi-bagi kue pembangunan, namun bagaimana komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat. Ini untuk memanfaatkan momentum kepercayaan ini dalam membangun citra yang baik untuk Indonesia, mengingat Sea Games adalah perhelaan nasional.

"Artinya, kepercayaan publik diharapkan menjadi tulang punggung pelaksanaan SEA Games," kata Alfitri. Dia optimistis, secara kultural masyarakat Sumatera Selatan cukup siap untuk menghadapi perhelaan besar. Hanya saja kondisi ini butuh dukungan politik dari dewan dan masyarakat sipil lain. Masyarakat Sumatera Selatan punya pengalaman saat PON dan Event Internasionalnya.

Arif Ardiansyah