Sea Games, Lompatan Jauh Sumsel


Sripo/HADI PRAYOGO

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin saat diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (27/8). Selain di Kantor Pemprov Jl A Rivai, Alex juga berkantor di Jakabaring agar bisa langsung memantau dari dekat pembangunan venues SEA Games 2011.
Sriwijaya Post - Sabtu, 28 Agustus 2010 09:48 WIB

HARI-hari terakhir ini merupakan hari yang sangat sibuk bagi Gubernur Sumsel H Alex Noerdin. Bagaimana tidak, dua proyek mercusuar Sumsel bakal dihelat sejak tahun ini. Pertama adalah Pesta Olahraga negara-negara Asia Tenggara (SEA Games XXVI), 11 November 2011 dimana Sumsel ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai tuan rumah sekaligus penyelenggara 24 cabang olahraga, yang kedua adalah proyek pelabuhan Tanjung Api-api yang sekarang mulai menggeliat.

Beruntung, Sriwijaya Post, Jumat (27/8) pagi bisa melakukan wawancara khusus di ruang kerja gubernur kaya ide itu, selama setengah jam. Selain wawancara pertemuan itu juga membahas rencana kerjasama Pemprov Sumsel dengan Sripo yang bakal menerbitkan Palembang City Guide, Road To SEA Games 2011, Oktober mendatang.

Menurut Alex Noerdin, sebenarnya ada yang perlu diperjelas terkait pelaksanaan SEA Games di Sumsel sehingga masyarakat lebih paham maksud dan tujuannya. Penyelenggaraan SEA Games di Sumsel itu adalah sasaran antara bukan sekadar melaksanakan pesta olahraga yang diikuti 11 negara ASEAn.

“Saya menggagas penyelenggaraan SEA Games ini hanya satu tahun sejak saya menjabat Gubernur.

Pertama hanya menginginkan agar delapan cabang olahraga dilaksanakan di Sumsel. Tapi terus berkembang dan akhirnya sekarang ada 24 cabang olahraga yang diselenggarakan di sini. Bahkan Sumsel ditunjuk menjadi tuan rumah. Terus terang saja untuk ini saya harus bekerja keras mengalahkan tiga provinsi besar di Jawa (yang dimaksud adalah Provinsi DKI, Jabar dan Jateng, Red),” kata Alex yang pagi itu mengenakan kemeja batik coklat.

Alex berasumsi dengan penyelenggaraan SEA Games, secara otomatis Sumsel bakal menjadi perhatian terutama oleh para investor, selain sejumlah instansi pemerintah dan BUMN yang mulai memprioritaskan Sumsel sebagai sasaran pembangunan.

“Dengan ditunjuknya Sumsel sebagai penyelenggara SEA Games, proyek Tanjung Api-api pun menggeliat, terbukti ada investor yang mau menanamkan modalnya untuk membikin rel kereta mengangkut batubara milik PT BA dari Tanjungenim ke pelabuhan Tanjung Api-api,” jelasnya.

Selain itu menyusul rencana pembangunan Stasiun KA Kertapati menjadi stasiun KA mewah dan dilengkapi mal senilai Rp 8 miliar oleh PT KAI (Kereta Api Indonesia). Jelas ini semua merupakan gaung dan dampak Sumsel menjadi tuan rumah SEA Games XXVI.

Yang menarik, ungkap Alex, sejumlah instansi pemerintah di pusat juga tak segan untuk mengucurkan anggaran pembangunannya di Sumsel, padahal sebelumnya mereka tidak menjadikan Sumsel sebagai prioritas. “Ada sejumlah departemen pusat yang mengalihkan proyeknya ke Sumsel, inilah berkah SEA Games bagi masyarakat Sumsel,” tegas Alex Noerdin.

Rakyat Sejahtera Sasaran berikutnya jika proyek pelabuhan Tanjung Api-api sudah berjalan diperkirakan akan menyerap 100 ribu tenaga kerja. “Prioritas tenaga kerja tentu saja warga Sumsel. Sehingga saya prediksik nantinya tidak ada warga Sumsel yang menganggur,” ujarnya.

Jika Pelabuhan Tanjung Api-api kelar tentu saja akan mendongkrak bisnis lainnya baik di sektor formal maupun informal. “Saat itulah pertumbuhan ekonomi meningkat dan masyarakat Sumsel bakal menjadi sejahtera. Ini sesuai dengan program kami. Pertama berobat gratis, kedua pendidikan gratis yang ketiga adalah kesejahteraan rakyat. Ini sudah kami mulai dengan pelaksanaan SEA Games 2011 di Sumsel,” kata Alex yang pada saat maju Pilgub 2008 lalu mengusung program Berobat Gratis dan Pendidikan Gratis.

Lalu ketika ditanya apa resepnya sehingga bisa meyakinkan Presiden SBY sehingga Sumsel bisa ditunjuk sebagai tuan rumah? Presiden terkesan karena pertama pelaksanaan SEA Games di Sumsel tidak menggunakan dana APBD Sumsel (sebagian besar didanai sumbangan pihak ketiga, Red). “Kalau pun APBD Sumsel digunakan itu hanya sedikit tidak sampai 5 persen dari biaya, itupun untuk rehab venues saja,” jelasnya.

Yang kedua, rencana penggunaan venues dan peralatan olahraga pasca SEA Games XXVI di Sumsel jelas programnya, yakni untuk melengkapi sekolah olahraga bertaraf internasional (mengacu pada Singapura Sport School). Selain itu menjadikan Jakabaring (pusat penyelenggaraan SEA Games) sebagai pusat olahraga nantinya.

Bisa dipastikan kalau semua ini tercapai--dengan dukungan penuh seluruh elemen masyarakat--SEA Games XXVI dan Pelabuhan Tanjung Api-api akan menjadi tonggak lompatan jauh Sumsel, menuju kesejahteraan. Hanya sejarah yang bisa membuktikan. (hdp)