Sindrom Takut Kehilangan Penis

Penis adalah modal utama dalam kehidupan seks pria. Tanpa penis mungkin seorang pria tidak bisa menjalani kehidupan seks dengan baik. Inilah yang menyebabkan sebagian pria mengalami sindrom takut kehilangan penis.

Banyak orang yang belum pernah mendengar tentang koro. Ini adalah kondisi mental yang jarang terjadi. Penderita koro memiliki rasa takut yang irasional, takut alat kelamin eksternalnya mengalami penyusutan atau bahkan menghilang.

Koro sebagian besar terjadi pada pria, yang khawatir bahwa penis mereka akan menghilang. Hanya sebagian kecil kasus terjadi pada wanita, yang takut bagian-bagian tubuhnya seperti vulva dan puting payudara menyusut.

Sindrom ini paling sering ditemui di China Selatan dan tempat lain di Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia. Koro diakui sebagai penyakit menular seksual dalam pengobatan tradisional China.

Sindrom ini dikenal sejak zaman kuno, dengan munculnya serangkaian wabah epidemi pada abad ke-20, yang berakhir pada tahun 1980-an.

Koro paling umum terjadi di kalangan pria etnis China. Selain juga terjadi di penduduk India asli, Nepal dan Thailand. Sejak akhir tahun 1990-an, serangkaian laporan menyatakan wabah ini sering dikaitkan dengan rumor ilmu sihir dan telah menyebar dari Afrika Barat sampai Sudan dan Kongo.

Penderita koro biasanya mengalami kecemasan intens yang tiba-tiba, yang berlangsung selama beberapa jam sampai dua hari. Kondisi ini bisa kronis dan berulang.

Seperti dilansir dari Health24, Senin (12/4/2010), selain takut dengan penyusutan penis, pencabutan dan penghilangan penis, gejala lain pada sindrom koro adalah sebagai berikut:

1. Persepsi bahwa bentuk dan otot penis berubah
2. Takut dengan kemandulan dan kehilangan daya seksual
3. Takut kegilaan, semangat kepemilikan dan ancaman kematian


Penderita koro dikenalkan untuk mencoba meredakan ketakutan mereka dengan 'menarik penis manual atau mekanis' atau 'menahan' penis mereka dengan menggunakan tali atau semacam alat penjepit.

Padahal pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada kasus penyusutan penis yang sebenarnya. Koro hanyalah sebuah fobia atau ketakutan yang tidak rasional, karena tidak ada bukti medis bahwa penis dapat menghilang, kecuali akibat kecelakaan atau pisau bedah.

Namun, hal yang pasti terjadi adalah penis akan mengalami perubahan sejalan dengan bertambahnya usia.

Perubahan seksual pertama terjadi pada usia 30 tahun hingga usia menengah dan tua. Beberapa perubahan yang paling menonjol terlihat adalah sebagai berikut:

1. Penurunan tingkat testosteron alami dengan bertambahnya usia, menyebabkan fungsi seksual pria cenderung menurun juga. Kualitas dan volume sperma lebih rendah, serta penurunan kecepatan, kualitas dan pertahanan ereksi.
2. Yang umum pada pria tua, berat badan dapat menyebabkan penurunan ukuran penis yang terlihat, karena adanya lemak perut yang bisa mengubur batang penis.
3. Banyak pria juga mengalami sedikit penurunan ukuran yang sebenarnya karena usia, baik panjang maupun tebal. Hal ini mungkin terjadi akibat penyumbatan arteri di penis dan akumulasi stabil kolagen relatif inelastis dalam selubung fibrosa di sekitar ruang ereksi.
4. Melemahnya otot kandung kemih, sering disertai dengan pembesaran kelenjar prostat. Hal ini cenderung mengakibatkan penurunan bertahap fungsi urin dan melemahnya aliran urin.
5. Perlahan rambut kemaluan menghilang
6. Usia menyebabkan berkurangnya aliran darah. Hal ini menyebabkan kepala penis secara bertahap kehilangan warna ungunya.
7. Testis cenderung menyusut dari sekitar usia 40 tahun
8. Penis cenderung menjadi kurang sensitif dan dapat menjadi melengkung seiring dengan usia